Kau tahu? makna diatas langit masih ada langit?
Maknanya ialah “di dunia ini tak ada satupun yang sempurna, setiap yang terbaik akan ada yang lebih baik lagi.”
Sama seperti ilmu padi, dimana semakin berisi akan semakin merunduk
Janganlah marah, ketika kamu mendapatkan hujatan, cacian, fitnaan
Walaupun mampu untuk membalasnya
Jangan merasa sombong, dikala kamu diatas orang lain
Jangan pula merasa bangga, sehingga ke "AKU" anmu menenggelamkan sifat kehambaanmu
jika kau tahu diri bahwa sesungguhnya Tuhan itu Maha Tahu
” Tidak diragukan lagi bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang mereka rahasiakan dan apa yang mereka lahirkan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong.” (An-Nahl :23 )
” Tidakkah mereka mengetahui bahwa Allah mengetahui segala yang mereka sembunyikan dan segala yang mereka nyatakan? ”. ( Al-Baqoroh :77 )
Manusia tidak berhak, kapanpun, meski sedikit, untuk meremehkan orang lain. Merasa diri paling hebat. Karena apa yang kita miliki tidak lebih hanya pinjaman, pemberian. Tanpa bantuanNya, kita hanya akan statis tanpa kemajuan. Ketahuilah kawan, semakin banyak kita tahu, akan semakin banyak hal yang tidak kita tahu.
Lihat gambar diatas ini, padi tersebut merupakan padi yang masih hijau dan muda. Masih berdiri tegak. Seakan menggambarkan seseorang yang sombong dengan sedikit isi atau mungkin masih kopong. Bandingkanlah dengan gambar dibawah ini.
Gambar ini merupakan padi yang telah menguning, dimana semakin berisi, akan semakin merunduk. Lihatlah batang padinya yang semakin melengkung kebawah. Seperti seseorang yang berilmu, namun rendah hati.
Kata-kata yang telah ditulis sungguh bukan sesuatu yang sederhana dampaknya, pasti ada sesuatu yang tersimpan sangat istimewa di dalam jiwanya.
Meskipun hidup tak semudah kata-kata tapi sesungguhnya kata-kata itu terlahir dari kehidupan.
Semoga kekuatan yang Allah berikan didalam hidup kita senantiasa terus bertambah. Guna terus melanjutkan langkah-langkah kebaikan kita. Aamiin.
Semoga bermanfaat!
malam ini ditemani suara kodok yang bernyanyi dimana sejak pagi jogja telah ditemani oleh hujan.
Semoga kederasannya menjadi sarana kemakbulan do'a
Naili Isnawati Sayida - Yogyakarta
Jumat, 20 Desember 2013
Selasa, 17 Desember 2013
Simpanlah
Saat ini teknologi telah sangat maju, banyak media sosial yang banyak pula penggunanya, apalagi di Indonesia. Sayangnya banyak yang menggunakan media sosial sebagai tempat curhat dari keluh kesah dan tempat mengadu dari "rahasia-rahasia" kehidupan yang sebenarnya tidak perlu orang lain tahu.
"Ada 3 pusaka kebajikan, yaitu: merahasiakan keluhan, merahasiakan musibah, dan merahasiakan sedekah." (HR. Tabrani)
Sesuai dengan judul tulisan ini, "Simpanlah".
Simpanlah segala keluh kesahmu, segala musibah dan pengaduan mu, rahasiakan sedekah dan perbuatan baik yang telah dilakukan. Itu semua berkaitan dengan rasa sabar, keikhlasan dan kepasrahan kepada Allah SWT.
Pernahkah kamu merasa ingin sekali mencari seseorang yang mampu mendengarkan segala ceritamu saat kamu sedang begitu sedih, sedang marah dengan sesuatu, sedang banyak pikiran, keinginan, atau apapun itu yang membuat mu gelisah. Kemanakah kamu pergi? Bertemulah dengan-Nya di sepertiga malam terakhir, curahkanlah semuanya. Perbanyaklah mengingat-Nya. Dzat yang sangat berhak untuk dicintai, dan sangat tulus mencintai.
Jika kamu sering menulis atau update tentang kebjikan, tentang hal-hal religi, dan tentang Tuhan, berusahalah itu tak hanya ada di tulisan-tulisan mu. Perbaiki diri dan terus berusaha mejadi lebih baik lagi. Belajar untuk bisa lebih konsisten dala mendisiplinkan diri. Namun janganlah menjadi ajang pamer jika kamu sudah melakukan suatu kebajikan. Sekali lagi, simpanlah itu semua hanya untuk mu dan Allah. Bukankah semasa kecil sering kita dengar, jika tangan kanan bersedekah, sembunyikanlah tangan kiri mu.
Semoga tulisan ini bermanfaat, teruslah menjadi pribadi yang lebih baik.
"keep learning, not studying"
Naili Isnawati Sayida - Yogyakarta
Kamis, 05 Desember 2013
Goes to Makassar
Assalamu'alaikum
apa kabar para kawan-kawan sekalian? semoga selalu dikasihi Allah ya :)
sebenernya ini udah kunjungan ku ke Makassar beberapa bulan lalu.
tapi baru aku publish pengalaman ku sekarang.
semoga kita bisa makin mensyukuri segala nikmat yang telah Allah ciptakan.
perjalanan dari Yogyakarta menuju Juanda naik travel bareng Cici, Cece dan Farida
setibanya di Juanda pas banget waktu subuh. Kita langsung nyari mushola dan colokan listrik.
sembari menunggu jam terbang yang masih beberapa jam, akhirnya kita nyari sarapan dulu disini
ini foto yang masih lumayan jelas setelah kita sarapan. lihat niii masih ada yang lebih geje :D
wow, tebak aku yang mana? :D
farida - naili - cece - cici
farida - naili - cece - cici
Alhamdulillah, setelah kenyang, kita ngegabut dulu sambil ngecharge gadget. begitu udah waktunya check-in langsung deh cuuus
sekitar 1 jam lebih, akhirnya kita sampai di Sultan Hasanuddin dan bingung mencari om nya Ulfa. oiya, lupa blm cerita kalo tujuan awal kita ke Makassar adalah menghadiri walimahan temen kita, Ulfa yang asli bugis. :D
Kemana aja nih di Makassar?
ini dia beberapa tempat yang kami kunjungi
Losari
Di pantai ini yg lokasinya deket sama masjid apung,
ini masjid apung nya
namanya masjid amirul mukminin
Jogja kapan ya punya yang begini? hehe
kita juga jalan-jalan ke bantimurung
tapi karna udah kemaleman, akhirnya aku ga nyebur ke air terjunnya.
ini masjid apung nya
namanya masjid amirul mukminin
Jogja kapan ya punya yang begini? hehe
kita juga jalan-jalan ke bantimurung
tapi karna udah kemaleman, akhirnya aku ga nyebur ke air terjunnya.
ini disini juga ada taman kupu-kupunya.
yang ini di masjid al markaz makassar. katanya masjid ini dibangun atas inisiatif seorang jenderal yang waktu itu masjid agung nya makassar sedang di renovasi. awalnya masjid ini hanya dibangun sementara, tapi ternyata sampai saat ini masih sering digunakan dan banyak jamaahnya, apalagi saat hari jumat. bahkan ada pasar tumpahnya.
oiya, waktu di masjid al markaz ini, kami menyempatkan diri untuk mencicipi minuman es khas makassar, seperti pisang ijo, es teler dll.
alhamdulillahnya, saat kita mau bayar, ternyata udah ada mas2 yang ngebayarin es kami. hehe
Di makassai ini, kamu tinggal di rumah warga, tetangganya ulfa, namanya ummi jawariah. kami memanggilnya ummi jawa.
ini keluarganya ummi
yang ini di masjid al markaz makassar. katanya masjid ini dibangun atas inisiatif seorang jenderal yang waktu itu masjid agung nya makassar sedang di renovasi. awalnya masjid ini hanya dibangun sementara, tapi ternyata sampai saat ini masih sering digunakan dan banyak jamaahnya, apalagi saat hari jumat. bahkan ada pasar tumpahnya.
oiya, waktu di masjid al markaz ini, kami menyempatkan diri untuk mencicipi minuman es khas makassar, seperti pisang ijo, es teler dll.
alhamdulillahnya, saat kita mau bayar, ternyata udah ada mas2 yang ngebayarin es kami. hehe
Di makassai ini, kamu tinggal di rumah warga, tetangganya ulfa, namanya ummi jawariah. kami memanggilnya ummi jawa.
ini keluarganya ummi
inilah keluarga "KKN kedua" kami. hehe
foto ini diambil sepulangnya dari acara nikahannya ulfa.
lihat aja, kami masih pake baju adat sulawesi. yakni baju bodo :)
sementara yang bisa aku bagikan ke temen-temen baru ini.
tunggu kelanjutannya ya ^^
semoga kita makin mencitai apa yang Allah ciptakan sehingga manusia bisa menikmatinya,
jangan lupa, manfaatkan secara bijak semua kekayaan alam negara kita,
Wassalamu'alaikum
Naili Isnawati Sayida
foto ini diambil sepulangnya dari acara nikahannya ulfa.
lihat aja, kami masih pake baju adat sulawesi. yakni baju bodo :)
sementara yang bisa aku bagikan ke temen-temen baru ini.
tunggu kelanjutannya ya ^^
semoga kita makin mencitai apa yang Allah ciptakan sehingga manusia bisa menikmatinya,
jangan lupa, manfaatkan secara bijak semua kekayaan alam negara kita,
Wassalamu'alaikum
Naili Isnawati Sayida
Fiqih dan Tasawwuf
Pada tataran wacana, antara fiqih dan tasawwuf terdapat ketegangan laten. Di satu pihak, tasawwuf mengkritisi fiqih yang --setelah tercanggihkan sedemikian kompleks-- cenderung bernuansa teknis dan kering. Di pihak lain, fiqih tak henti-hentinya mewaspadai tasawwuf yang dalam standar elaborasi fiqih dianggap terlalu spekulatif, bahkan kadang dituding"berbahaya bagi orang awam". Sepanjang sejarah, tidak jarang ketegangan itu membuahkan peristiwa-peristiwa radikal. Yang paling dramatis dan tragis diantaranya adalah dihukum matinya Al Hallaj "berdasarkan fatwa para ulama fiqih".
Imam Abu Hamid Al Ghozzali dan Imam Junaid Al Baghdadi berupaya meredakan ketegangan itu dengan formula-formula "jalan tengah", misalnya: "Barangsiapa beramal dengan syari'at tanpa (memperhatikan) haqiqat akan menjadi fasiq, dan barangsiapa beramal dengan haqiqat tanpa (berpegang pada) syari'at alan menjadizindiq (menyeleweng dari agama tanpa menyadarinya)". Tapi ketegangan itu tak pernah sirna. Fiqih dan Tasawwuf laksana sepasang tesa dan antitesa yang terus-menerus berdialektika, bahkan dalam laku sehari-hari para pengampu agama.
Ketika mukim di Mesir, Gus Dur yang sekamar dengan Gus Mus ditamui seorang teman dari Aceh yang sangat fiqih-minded dan kurang respek terhadap tasawwuf --jadi bukan Kiyai Syukri Zarkasi sebagaimana versi populer dari kisah ini, dan mengenai hal ini saya memperoleh konfirmasi langsung dari Gus Dur. Lazimnya adab tuan rumah, Gus Dur menyiapkan minuman untuk disuguhkan. Tapi, dalam keterbatasan, ia tak menemukan lap untuk mengeringkan gelas. Maka ia membuka lemari dan memungut sepotong celana dalam milik Gus Mus yang ia tahu baru dibeli dan belum sempat dipakai. Didepan hidung tamunya, Gus Dur melap gelas dengan celana dalam itu.
Hingga pamitan, si tamu sama sekali tak menyentuh minuman yang disuguhkan, walaupun tuan rumah berkali-kali mempersilahkan. Ia terpaku pada wujud lahiriah celana dalam, tanpa memperhitungkan hakikat kebaruannya.
oleh:
-=Terong gosong=-
http://www.facebook.com/note.php?note_id=173838595985888&comments
Imam Abu Hamid Al Ghozzali dan Imam Junaid Al Baghdadi berupaya meredakan ketegangan itu dengan formula-formula "jalan tengah", misalnya: "Barangsiapa beramal dengan syari'at tanpa (memperhatikan) haqiqat akan menjadi fasiq, dan barangsiapa beramal dengan haqiqat tanpa (berpegang pada) syari'at alan menjadizindiq (menyeleweng dari agama tanpa menyadarinya)". Tapi ketegangan itu tak pernah sirna. Fiqih dan Tasawwuf laksana sepasang tesa dan antitesa yang terus-menerus berdialektika, bahkan dalam laku sehari-hari para pengampu agama.
Ketika mukim di Mesir, Gus Dur yang sekamar dengan Gus Mus ditamui seorang teman dari Aceh yang sangat fiqih-minded dan kurang respek terhadap tasawwuf --jadi bukan Kiyai Syukri Zarkasi sebagaimana versi populer dari kisah ini, dan mengenai hal ini saya memperoleh konfirmasi langsung dari Gus Dur. Lazimnya adab tuan rumah, Gus Dur menyiapkan minuman untuk disuguhkan. Tapi, dalam keterbatasan, ia tak menemukan lap untuk mengeringkan gelas. Maka ia membuka lemari dan memungut sepotong celana dalam milik Gus Mus yang ia tahu baru dibeli dan belum sempat dipakai. Didepan hidung tamunya, Gus Dur melap gelas dengan celana dalam itu.
Hingga pamitan, si tamu sama sekali tak menyentuh minuman yang disuguhkan, walaupun tuan rumah berkali-kali mempersilahkan. Ia terpaku pada wujud lahiriah celana dalam, tanpa memperhitungkan hakikat kebaruannya.
oleh:
-=Terong gosong=-
http://www.facebook.com/note.php?note_id=173838595985888&comments
Selasa, 02 Juli 2013
komersialisasi pendidikan?
sore ini keinget sama pengalaman yang begitu berbeda
beberapa waktu lalu aku sempat diminta tolong untuk ngajar di sebuah sekolah internasional
sangat berbeda suasananya dengan pengalaman aku mengajar di PKBM
jelas, di PKBM rata-arata siswanya berasal dari golongan menengah kebawah,
sedangkan anak-anak dari sekolah internasional tersebut mayoritas berasal dari golongan atas
hal ini seakan membuat adanya perbedaan yang jelas antar kelas dari kedua lembaga pendidikan tersebut.
yang aku ingat saat aku berdialog dengan salah satu siswa di sekolah internasional itu:
aku: dek, besok mau lanjut kuliah dimana?
dia: hmm, mbaknya nanya kuliah yang didalam negeri apa di luar negeri?
aku: -..- hmm, dua2nya deh.. mau dimana?
dia: klo di dalam negeri aku mau di ____ dan ____, trus kalo yang di luar negeri aku mau di ____ (menyebutkan salah satu universitas di Jerman)
oke fine, salah satu muridnya bilang kaya begitu
bagaimana murid yang lain?
untung murid yang berikutnya memilih kuliah di dalam negeri saja..
di sekolah itu, fasilitas yang mereka miliki lebih memadai dan lebih lengkap dibanding sekolah lain apalagi jika hanya PKBM
bagaimana dialog ku dengan murid-murid ku yang di PKBM?
bagi mereka, bisa ikut sekolah yang setara dengan SMA saja sudah sangat beruntung..
mereka kebanyakan putus sekolah atau tidak lulus saat ujian SMA
tapi ada salah seorang murid di PKBM yang bikin aku penasaran..
rata-rata saat aku mengajar pelajaran sosiologi, banyak murid yang belum paham dengan istilah-istilah akademis..
namun ada salah seorang murid yang ternyata pengetahuannya cukup luas..
saat aku tanya:
aku: lho? kok sudah tau itu artinya apa? sering belajar ya?
dia: enggak kok mbak, saya kan karyawan penjaga gudang, kalo pas ga ada kerjaan saya sering mbaca koran
aku: ooh, bagus-bagus, bacaan apa yang paling disukai? tentang politik? atau apa? atau SST yang ada di pojok koran ___ ? hehe
dia: banyak mbak, tantang berita korupsi, ya pokoknya banyaklah mbak
tapi itu hanya salah satu saja dari murid-muridku..
selama aku mengajar di PKBM, baru satu itu yang menurut ku tergolong diatas standar siswa kejar paket..
karena murid-murid ku yang lainnya aduuh ampuun, kudu sabaaar bangeet ngajar mereka..
selain mereka terbatas dari fasilitas dan informasi, mereka biasanya udah rada susah untuk menyerap pelajaran karena rata-rata mereka sekarang sudah bekerja dan dulunya putus sekolah..
SABAR merupakan kata-kata paling penting, selain biasanya ada beberapa dari mereka yang bandel, mereka juga sering lupa apa yang minggu sebelumnya sudah diajarkan -..-
tuan guru bilang memang begitu spesialnya murid-murid disini..
"kalo mereka rajin-rajin, pintar-pintar, nurut-nurut, ya ndak sekolah di sini.. dah pada sekolah tinggi2 semua" begitu kata tuan guru di PKBM tempat ku ngajar.
apa yang bisa kalian simpulkan dari cerita singkat ku di atas? :)
selain dari perbedaan kedua instansi pendidikan itu, apakah lembaga pendidikan mampu menjadikan pendidikan sebagai jembatan menuju kesejahteraan yang adil dan beradab?
sebenarnya apa visi misi pendidikan?
apakah moral juga diajarkan di sekolahan?
apakah murid diajarkan untuk kritis?
dan masih banyak kalimat tanya mengenai instansi yang satu ini?
haruskah semua lembaga pendidikan memiliki standar yang sama?
sama nya bagaimana?
bagaimana dengan sekolah yang ada di pelosok dan daerah pedalaman?
mengapa tidak diadakan otonomi sekolahan saja agar mereka menentukan standar yang pas bagi sekolah mere sendiri..
biar masyarakat yang menilai baik buruknya sekolah itu sendiri..
standar yang diterapkan pemerintah dirasa tidak cocok untuk sekolahan di daerah-daerah lain..
beberapa waktu lalu aku sempat diminta tolong untuk ngajar di sebuah sekolah internasional
sangat berbeda suasananya dengan pengalaman aku mengajar di PKBM
jelas, di PKBM rata-arata siswanya berasal dari golongan menengah kebawah,
sedangkan anak-anak dari sekolah internasional tersebut mayoritas berasal dari golongan atas
hal ini seakan membuat adanya perbedaan yang jelas antar kelas dari kedua lembaga pendidikan tersebut.
yang aku ingat saat aku berdialog dengan salah satu siswa di sekolah internasional itu:
aku: dek, besok mau lanjut kuliah dimana?
dia: hmm, mbaknya nanya kuliah yang didalam negeri apa di luar negeri?
aku: -..- hmm, dua2nya deh.. mau dimana?
dia: klo di dalam negeri aku mau di ____ dan ____, trus kalo yang di luar negeri aku mau di ____ (menyebutkan salah satu universitas di Jerman)
oke fine, salah satu muridnya bilang kaya begitu
bagaimana murid yang lain?
untung murid yang berikutnya memilih kuliah di dalam negeri saja..
di sekolah itu, fasilitas yang mereka miliki lebih memadai dan lebih lengkap dibanding sekolah lain apalagi jika hanya PKBM
bagaimana dialog ku dengan murid-murid ku yang di PKBM?
bagi mereka, bisa ikut sekolah yang setara dengan SMA saja sudah sangat beruntung..
mereka kebanyakan putus sekolah atau tidak lulus saat ujian SMA
tapi ada salah seorang murid di PKBM yang bikin aku penasaran..
rata-rata saat aku mengajar pelajaran sosiologi, banyak murid yang belum paham dengan istilah-istilah akademis..
namun ada salah seorang murid yang ternyata pengetahuannya cukup luas..
saat aku tanya:
aku: lho? kok sudah tau itu artinya apa? sering belajar ya?
dia: enggak kok mbak, saya kan karyawan penjaga gudang, kalo pas ga ada kerjaan saya sering mbaca koran
aku: ooh, bagus-bagus, bacaan apa yang paling disukai? tentang politik? atau apa? atau SST yang ada di pojok koran ___ ? hehe
dia: banyak mbak, tantang berita korupsi, ya pokoknya banyaklah mbak
tapi itu hanya salah satu saja dari murid-muridku..
selama aku mengajar di PKBM, baru satu itu yang menurut ku tergolong diatas standar siswa kejar paket..
karena murid-murid ku yang lainnya aduuh ampuun, kudu sabaaar bangeet ngajar mereka..
selain mereka terbatas dari fasilitas dan informasi, mereka biasanya udah rada susah untuk menyerap pelajaran karena rata-rata mereka sekarang sudah bekerja dan dulunya putus sekolah..
SABAR merupakan kata-kata paling penting, selain biasanya ada beberapa dari mereka yang bandel, mereka juga sering lupa apa yang minggu sebelumnya sudah diajarkan -..-
tuan guru bilang memang begitu spesialnya murid-murid disini..
"kalo mereka rajin-rajin, pintar-pintar, nurut-nurut, ya ndak sekolah di sini.. dah pada sekolah tinggi2 semua" begitu kata tuan guru di PKBM tempat ku ngajar.
apa yang bisa kalian simpulkan dari cerita singkat ku di atas? :)
selain dari perbedaan kedua instansi pendidikan itu, apakah lembaga pendidikan mampu menjadikan pendidikan sebagai jembatan menuju kesejahteraan yang adil dan beradab?
sebenarnya apa visi misi pendidikan?
apakah moral juga diajarkan di sekolahan?
apakah murid diajarkan untuk kritis?
dan masih banyak kalimat tanya mengenai instansi yang satu ini?
haruskah semua lembaga pendidikan memiliki standar yang sama?
sama nya bagaimana?
bagaimana dengan sekolah yang ada di pelosok dan daerah pedalaman?
mengapa tidak diadakan otonomi sekolahan saja agar mereka menentukan standar yang pas bagi sekolah mere sendiri..
biar masyarakat yang menilai baik buruknya sekolah itu sendiri..
standar yang diterapkan pemerintah dirasa tidak cocok untuk sekolahan di daerah-daerah lain..
Sabtu, 27 April 2013
Jilbab dan Make Up Ala RSCM Jogja
Model : Naili Isnawati Sayida
Busana: QT Rumah Butik Muslimah (Laila Nurul Himmah)
Tata Rias dan Kerudung: Rumah Sehat Cantik Muslimah (Vhava Novha)
Yogyakarta, 27 April 2013
Red Team Sosiologi UGM 2010 (Putri)
Red Team Sosiologi UGM 2010 (Putri)
Dari kiri ke kanan:
Naili Isnawati Sayida
Lucky Krisnawati Utami
Farida Rahmawati
Retno Tri Utami (Uuk)
Mila Prawitasari
Diyah Pramandani
Meta Aisyah
Prasatia Asri Veroza
This is my Red Team \m/
tgl 27 April 2013 lagi-lagi menjadi hari kemenangan bagi team Sosiologi putri 2010
team dengan squad
(dari kiri ke kanan, bawah) ada Lucky, Uuk, Meta
(dari kiri ke kanan, atas) Naili, Farida, Mila, Dani, Oza
Selamaaat Kawaaan
Yang dah pada pulang pada ga foto2 niiih.. hehehe
termasuk akuu >_<!
Senin, 01 April 2013
Mahasiswa, ingatlah hari ini!!
Untukmu Yang Wisuda Hari Ini…
Untukmu Yang Wisuda Hari Ini,
Ingatkah 4 atau 5 tahun silam, ketika engkau masih berseragam putih abu
Masihkah citamu seperti dahulu, sekedar menjadi manusia berguna dan masuk surga
Pastikan semangatmu masih semuda waktu itu, ketika apapun rintangan tak menghalangi tekadmu mencari ilmu
Hingga suratan mengantarmu ke gerbang kampus biru
Untukmu Yang Wisuda Hari Ini,
Iya, bukan tanpa sebab Allah mengirimmu kemari
Benar, kau tak ditempa disini tanpa syarat
Yakinlah, ada narasi besar yang mengiringi langkahmu
Walaupun kemanjaan di awal kuliah seakan menutupi makna hadirmu
Untukmu Yang Wisuda Hari Ini,
Yakinkah akan idealisme kita dahulu?
Yang resah dengan keadaan, yang malu pada kondisi nestapa bangsa kita
Hingga terfikir untuk menggantikan mereka
Dengan intelektualitas dan moral yang kita punya
Kita pun berjanji, yah mari kita perbaiki tumpah darah Indonesia!
Untukmu Yang Wisuda Hari Ini,
Masih adakah nilai yang kita bangun dulu kawan,
Nilai yang senantiasa terpatri di hati nurani dengan tertancap mantap
Patriotisme, masih adakah?
Kerelawanan, apakah masih tersisa?
Pengabdian, sudah jadi kenangan?
Perjuangan, jangan-jangan sudah hilang?
Semoga bukan nurani yang terkunci, bukan hati yang kini mati
Untukmu Yang Wisuda Hari Ini,
Gadjah Mada mengenalkanmu pada dunia
Kampus rakyat inilah kawah candradimuka yang menggembleng jiwa
Hingga tak layak kita berakhir disini dengan melupakan akar
Akar kerakyatan dan hempasan darah-darah perjuangan bangsa
Hanya untuk sekedar memenuhi perut kalian sendiri
Untukmu Yang Wisuda Hari Ini,
Ghra Sabha Pramana bergelora pagi ini
Ribuan orangtua dengan kasih sayang paripurna hadir di istana ini
Meninggalkan apa saja di rumah dan kantornya hanya untuk ananda tercinta
Bukan untuk apa-apa, hanya ingin memastikan kebahagiaan putranya
Yang tidak mereka rasakan mendekati akhir usia
Untuk Yang Wisuda Hari Ini,
Engkau adalah raja dan ratu di pagi tadi
Semua datang menyambut penuh suka cita tanpa henti
Lihat istanamu bergemuruh tak terperi
Hanya untuk bisa merayakan kemenangan tanpa trophy
Yakni kemenangan hati
Untuk Yang Wisuda Hari Ini,
Soekarno lantang minta 10 pemuda untuk mengguncang dunia
Kini ada lebih dari 1000 pemuda, bahkan SARJANA
Semoga bukan menambah beban pengangguran angkatan kerja
Dan semoga benar-benar bisa mengguncang
Setidaknya guncanglah diri sendiri
Itulah selemah-lemahnya gelar Sarjana
Toga dan Selempang CUMLAUDE jadi saksinya
Untuk Yang Wisuda Hari Ini,
Dunia telah berputar jutaan kali
Di masa itu jutaan pemenang lahir
Pun, lebih banyak pecundang telah mengisi bumi
Terserah mau berperan apa
Dunia tak akan terhenti rotasi hanya karena peranmu
So, jadilah pemenang!
Setidaknya pemenang berkesempatan membuat dunia tersenyum, sederhana
Untuk Yang Wisuda Hari Ini,
Puluhan bunga untukmu hari ini akan segera layu
Begitu pula kebahagiaan wisuda yang semu
Cukup! Segeralah bergerak berkontribusi
Bangunlah bangsa yang sudah hampir bubar ini
Dengan cinta yang engkau punya
Warisan besar dari Gadjah Mada
Salam cinta dan kontribusi tiada henti…
#Djendelo Café, 22 Mei 2012
Didedikasikan untuk seluruh wisudawan wisudawati periode Mei 2012. Semoga tetap menginspirasi. J
Kasih Sayang Orangtua
1• Anak terkadang berfikir orang tuanya pilih kasih terhadap saudaranya
2• Anak terkadang merasa terkekang oleh orang tuanya
3• Anak terkadang merasa lebih pintar dan membantah nasihat orang tuanya
4• Anak terkadang merasa bahwa dirinya tidak di sayang
5• Anak terkadang memperhitungkan segala sesuatu yang telah ia lakukan untuk orang tuanya
6• Anak terkadang membingungkan harta warisan
7• Anak terkadang menganggap remeh sesuatu pekerjaan yang telah diberikan
8• Anak terkadang membentak orang tuanya saat berbicara
---» 8 Fakta ? yang tidak diketahui oleh anak:
?1. Anak sering tidak mengerti jika dibalik sepengetahuannya orang tuanya selalu memuji anak di depan saudaranya
?2. Anak sering tidak mengerti bahwa semua yang di lakukan orang tuanya hanya untuk kebaikan masa depan anak
?3. Anak sering tidak mengerti bahwa orang tuanya telah menjalani kehidupan yang lebih keras dibanding anak
?4. Anak sering tidak mengerti bahwa di setiap doa dan harapan orang tua nama anak selalu di ingat dan disebut
?5. Orang tua jarang sekali memberitahukan mengenai pengorbanannya selama melahirkan anda
?6. Orang tua telah mempersiapkan warisan terbaik (tdk selalu harta) untuk anaknya, hanya tinggal menunggu waktu yang tepat untuk menyerahkan
?7. Orang tua tidak rela melihat anaknya hidup bersusah - susah di tempat orang lain.
?8. Anak tidak mengerti setiap kali ia membentak, hati orang tua akan bergetar dan menyebabkan umurnya lebih pendek
Note :
?Jika anda telah membaca pesan ini. Lanjutkan'lah kepada seluruh teman anda, biarkan berita ini dapat di ketahui banyak orang dan membuat anak tersadar akan perbuatannya terhadap orang tua mereka. Sayangi Orang Tua kalian selagi mereka masih ada bersama kalian di dunia ini
Kisah Cinta Ali dan Fatimah
Sungguh beruntung bila diantara kita ada yang bisa mengikuti jejak cinta dari seorang Ali bin Abi Thalib RA dan istrinya Fathimah Az-Zahra RA. Karena keduanya adalah sosok yang memiliki cinta sejati yang mumpuni. Saling mengisi dan percaya dalam mengarungi bahtera kehidupan. Saling menenguhkan keimanan masing-masing kepada Allah SWT. Dan untuk lebih jelasnya, mari kita ikuti kisah singkat tentang cinta sejati mereka:
Ada rahasia terdalam di hati ‘Ali yang tak dikisahkannya pada siapapun. Fathimah, karib kecilnya, puteri tersayang dari Sang Nabi yang adalah sepupunya itu, sungguh memesonanya. Kesantunannya, ibadahnya, kecekatan kerjanya, parasnya. Lihatlah gadis itu pada suatu hari ketika ayahnya pulang dengan luka memercik darah dan kepala yang dilumur isi perut unta. Ia bersihkan hati-hati, ia seka dengan penuh cinta. Ia bakar perca, ia tempelkan ke luka untuk menghentikan darah ayahnya. Semuanya dilakukan dengan mata gerimis dan hati menangis. Muhammad ibn ’Abdullah Sang Tepercaya tak layak diperlakukan demikian oleh kaumnya! Maka gadis cilik itu bangkit. Gagah ia berjalan menuju Ka’bah. Di sana, para pemuka Quraisy yang semula saling tertawa membanggakan tindakannya pada Sang Nabi tiba-tiba dicekam diam. Fathimah menghardik mereka dan seolah waktu berhenti, tak memberi mulut-mulut jalang itu kesempatan untuk menimpali.
Ali tak tahu apakah rasa itu bisa disebut cinta. Tapi, ia memang tersentak ketika suatu hari mendengar kabar yang mengejutkan. Fathimah dilamar seorang lelaki yang paling akrab dan paling dekat kedudukannya dengan Sang Nabi. Lelaki yang membela Islam dengan harta dan jiwa sejak awal-awal risalah. Lelaki yang iman dan akhlaqnya tak diragukan; Abu Bakar Ash Shiddiq, Radhiyallaahu ’Anhu.
”Allah mengujiku rupanya”, begitu batin ’Ali. Ia merasa diuji karena merasa apalah ia dibanding Abu Bakar. Kedudukan di sisi Nabi? Abu Bakar lebih utama, mungkin justru karena ia bukan kerabat dekat Nabi seperti ’Ali, namun keimanan dan pembelaannya pada Allah dan Rasul-Nya tak tertandingi. Lihatlah bagaimana Abu Bakar menjadi kawan perjalanan Nabi dalam hijrah sementara ’Ali bertugas menggantikan beliau untuk menanti maut di ranjangnya.
Lihatlah juga bagaimana Abu Bakar berda’wah. Lihatlah berapa banyak tokoh bangsawan dan saudagar Makkah yang masuk Islam karena sentuhan Abu Bakar; ’Utsman, ’Abdurrahman ibn ’Auf, Thalhah, Zubair, Sa’d ibn Abi Waqqash, Mush’ab. Ini yang tak mungkin dilakukan kanak-kanak kurang pergaulan seperti ’Ali.
Lihatlah berapa banyak budak Muslim yang dibebaskan dan para faqir yang dibela Abu Bakar; Bilal, Khabbab, keluarga Yassir, ’Abdullah ibn Mas’ud. Dan siapa budak yang dibebaskan ’Ali? Dari sisi finansial, Abu Bakar sang saudagar, insya Allah lebih bisa membahagiakan Fathimah.
Ali hanya pemuda miskin dari keluarga miskin. ”Inilah persaudaraan dan cinta”, gumam ’Ali. ”Aku mengutamakan Abu Bakar atas diriku, aku mengutamakan kebahagiaan Fathimah atas cintaku” Cinta tak pernah meminta untuk menanti. Ia mengambil kesempatan atau mempersilahkan. Ia adalah keberanian atau pengorbanan.
Beberapa waktu berlalu, ternyata Allah menumbuhkan kembali tunas harap di hatinya yang sempat layu. Lamaran Abu Bakar ditolak. Dan ’Ali terus menjaga semangatnya untuk mempersiapkan diri. Namun, ujian itu rupanya belum berakhir. Setelah Abu Bakar mundur, datanglah melamar Fathimah seorang laki-laki lain yang gagah dan perkasa, seorang lelaki yang sejak masuk Islamnya membuat kaum Muslimin berani tegak mengangkat muka, seorang laki-laki yang membuat syaithan berlari takut dan musuh- musuh Allah bertekuk lutut.
Umar ibn Al-Khaththab. Ya, Al-Faruq, sang pemisah kebenaran dan kebathilan itu juga datang melamar Fathimah. ’Umar memang masuk Islam belakangan, sekitar 3 tahun setelah ’Ali dan Abu Bakar. Tapi siapa yang menyangsikan ketulusannya? Siapa yang menyangsikan kecerdasannya untuk mengejar pemahaman? Siapa yang menyangsikan semua pembelaan dahsyat yang hanya ’Umar dan Hamzah yang mampu memberikannya pada kaum muslimin? Dan lebih dari itu, ’Ali mendengar sendiri betapa seringnya Nabi berkata, ”Aku datang bersama Abu Bakar dan ’Umar, aku keluar bersama Abu Bakar dan ’Umar, aku masuk bersama Abu Bakar dan ’Umar”.
Betapa tinggi kedudukannya di sisi Rasul, di sisi ayah Fathimah. Lalu coba bandingkan bagaimana dia berhijrah dan bagaimana ’Umar melakukannya. ’Ali menyusul sang Nabi dengan sembunyi-sembunyi, dalam kejaran musuh yang frustasi karena tak menemukan beliau Shallallaahu ’Alaihi wa Sallam. Maka ia hanya berani berjalan di kelam malam. Selebihnya, di siang hari dia mencari bayang-bayang gundukan bukit pasir. Menanti dan bersembunyi. ’Umar telah berangkat sebelumnya. Ia thawaf tujuh kali, lalu naik ke atas Ka’bah. ”Wahai Quraisy”, katanya. ”Hari ini putera Al-Khaththab akan berhijrah. Barangsiapa yang ingin isterinya menjanda, anaknya menjadi yatim, atau ibunya berkabung tanpa henti, silakan hadang ’Umar di balik bukit ini!” ’Umar adalah lelaki pemberani. ’Ali, sekali lagi sadar. Dinilai dari semua segi dalam pandangan orang banyak, dia pemuda yang belum siap menikah. Apalagi menikahi Fathimah binti Rasulullah! Tidak. ’Umar jauh lebih layak. Dan ’Ali pun ridha. Cinta tak pernah meminta untuk menanti. Ia mengambil kesempatan. Itulah keberanian. Atau mempersilakan. Yang ini pengorbanan.Maka ’Ali bingung ketika kabar itu meruyak. Lamaran ’Umar juga ditolak.
Menantu macam apa kiranya yang dikehendaki Nabi? Yang seperti ’Utsman sang miliarderkah yang telah menikahi Ruqayyah binti Rasulullah? Yang seperti Abul ’Ash ibn Rabi’kah, saudagar Quraisy itu, suami Zainab binti Rasulillah? Ah, dua menantu Rasulullah itu sungguh membuatnya hilang kepercayaan diri. Di antara Muhajirin hanya ’Abdurrahman ibn ’Auf yang setara dengan mereka. Atau justru Nabi ingin mengambil menantu dari Anshar untuk mengeratkan kekerabatan dengan mereka? Sa’d ibn Mu’adzkah, sang pemimpin Aus yang tampan dan elegan itu? Atau Sa’d ibn ’Ubaidah, pemimpin Khazraj yang lincah penuh semangat itu?
”Mengapa bukan engkau yang mencoba kawan?”, kalimat teman-teman Ansharnya itu membangunkan lamunan. ”Mengapa engkau tak mencoba melamar Fathimah? Aku punya firasat, engkaulah yang ditunggu-tunggu Baginda Nabi.. ” ”Aku?”, tanyanya tak yakin.”Ya. Engkau wahai saudaraku!” ”Aku hanya pemuda miskin. Apa yang bisa kuandalkan?” ”Kami di belakangmu, kawan! Semoga Allah menolongmu!”
’Ali pun menghadap Sang Nabi. Maka dengan memberanikan diri, disampaikannya keinginannya untuk menikahi Fathimah. Ya, menikahi. Ia tahu, secara ekonomi tak ada yang menjanjikan pada dirinya. Hanya ada satu set baju besi disana ditambah persediaan tepung kasar untuk makannya. Tapi meminta waktu dua atau tiga tahun untuk bersiap-siap? Itu memalukan! Meminta Fathimah menantikannya di batas waktu hingga ia siap? Itu sangat kekanakan. Usianya telah berkepala dua sekarang. ”Engkau pemuda sejati wahai ’Ali!”, begitu nuraninya mengingatkan. Pemuda yang siap bertanggungjawab atas cintanya. Pemuda yang siap memikul resiko atas pilihan-pilihannya. Pemuda yang yakin bahwa Allah Maha Kaya.
Lamarannya berjawab, ”Ahlan wa sahlan!” Kata itu meluncur tenang bersama senyum Sang Nabi. Dan ia pun bingung. Apa maksudnya? Ucapan selamat datang itu sulit untuk bisa dikatakan sebagai isyarat penerimaan atau penolakan. Ah, mungkin Nabi pun bingung untuk menjawab. Mungkin tidak sekarang. Tapi ia siap ditolak, itu resiko. Dan kejelasan jauh lebih ringan daripada menanggung beban tanya yang tak kunjung berjawab. Apalagi menyimpannya dalam hati sebagai bahtera tanpa pelabuhan. Ah, itu menyakitkan. ”Bagaimana jawab Nabi kawan? Bagaimana lamaranmu? ”Entahlah…” “Apa maksudmu?” “Menurut kalian apakah ’”Ahlan wa Sahlan” berarti sebuah jawaban!” ”Dasar tolol! Tolol!”, kata mereka, ”Eh, maaf kawan. Maksud kami satu saja sudah cukup dan kau mendapatkan dua! Ahlan saja sudah berarti ya. Sahlan juga. Dan kau mendapatkan Ahlan wa Sahlan kawan! Dua-duanya berarti ya !” Dan ’Ali pun menikahi Fathimah. Dengan menggadaikan baju besinya. Dengan rumah yang semula ingin disumbangkan ke kawan-kawannya tapi Nabi berkeras agar ia membayar cicilannya. Itu hutang. Dengan keberanian untuk mengorbankan cintanya bagi Abu Bakar, ’Umar, dan Fathimah. Dengan keberanian untuk menikah. Sekarang, bukan janji-janji dan nanti-nanti.
Ali adalah gentleman sejati. Tidak heran kalau pemuda Arab memiliki yel, “Laa fatan illa ‘Aliyyan! Tak ada pemuda kecuali Ali!” Inilah jalan cinta para pejuang. Jalan yang mempertemukan cinta dan semua perasaan dengan tanggung jawab. Dan di sini, cinta tak pernah meminta untuk menanti. Seperti ’Ali. Ia mempersilakan. Atau mengambil kesempatan. Yang pertama adalah pengorbanan. Yang kedua adalah keberanian.
Dan ternyata tak kurang juga yang dilakukan oleh Putri Sang Nabi, dalam suatu riwayat dikisahkan bahwa suatu hari (setelah mereka menikah) Fathimah berkata kepada ‘Ali, “Maafkan aku, karena sebelum menikah denganmu, aku pernah satu kali jatuh cinta pada seorang pemuda ” ‘Ali terkejut dan berkata, “kalau begitu mengapa engkau mau menikah denganku? dan siapakah pemuda itu?” Sambil tersenyum Fathimah pun berkata; “Ya, karena pemuda itu adalah dirimu”
Kemudian Nabi SAW bersabda: “ Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla memerintahkan aku untuk menikahkan Fathimah puteri Khadijah dengan Ali bin Abi Thalib, maka saksikanlah sesungguhnya aku telah menikahkannya dengan maskawin empat ratus Fidhdhah (dalam nilai perak), dan Ali ridha (menerima) mahar tersebut”
Kemudian Rasulullah SAW. mendoakan keduanya: “Semoga Allah mengumpulkan kesempurnaan kalian berdua, membahagiakan kesungguhan kalian berdua, memberkahi kalian berdua, dan mengeluarkan dari kalian berdua kebajikan yang banyak”
Sumber: http://oediku.wordpress.com
Minggu, 03 Maret 2013
Jalaludin Rumi dan Tari Sufi (Rumi Whirling Dervish)
Sebuah pernyataan menarik dari seorang sosiolog bernama Wandell T Bush, bahwa "agama merupakan bagian dunia imajinasi yang sangat penting, yang berfungsi secara sosial, dan ungkapan verbalnya hanya merupakan peragaan bagian terkecil saja."
Sepertinya perlu digaris bawahi pada bagian bahwa agama merupakan dunia imajinasi, hal ini sebenarnya telah digambarkan oleh Jalaludin Rumi bahwa agama dan pemahaman tentang Tuhan memisahkan antara akal pikiran dan indera dengan batin / hati nurani.
Sebagai tokoh sufi, Rumi sangat menentang pendewaan akal dan indera dalam menentukan kebenaran. Di zamannya, ummat Islam memang sedang dilanda penyakit itu. Bagi mereka kebenaran baru dianggap benar bila mampu digapai oleh indera dan akal. Segala sesuatu yang tidak dapat diraba oleh indera dan akal, dengan cepat mereka ingkari dan tidak diakui. Padahal menurut Rumi, justru pemikiran semacam itulah yang dapat melemahkan Iman kepada sesuatu yang ghaib. Dan karena pengaruh pemikiran seperti itu pula, kepercayaan kepada segala hakekat yang tidak kasat mata, yang diajarkan berbagai syariat dan beragam agama samawi, bisa menjadi goyah.
Rumi mengatakan, “Orientasi kepada indera dalam menetapkan segala hakekat keagamaan adalah gagasan yang dipelopori kelompok Mu’tazilah. Mereka merupakan para budak yang tunduk patuh kepada panca indera. Mereka menyangka dirinya termasuk Ahlussunnah. Padahal, sesungguhnya Ahlussunnah sama sekali tidak terikat kepada indera-indera, dan tidak mau pula memanjakannya.”
Bagi Rumi, tidak layak meniadakan sesuatu hanya karena tidak pernah melihatnya dengan mata kepala atau belum pernah meraba dengan indera. Sesungguhnya, batin akan selalu tersembunyi di balik yang lahir, seperti faedah penyembuhan yang terkandung dalam obat. “Padahal, yang lahir itu senantiasa menunjukkan adanya sesuatu yang tersimpan, yang tersembunyi di balik dirinya. Bukankah Anda mengenal obat yang bermanfaat? Bukankah kegunaannya tersembunyi di dalamnya?” tegas Rumi.
Mengenai Tarian Sufi atau Rumi Whirling Dervish,
Gerakan tubuh yang memutar berlawanan arah dengan jarum jam, merupakan bentuk penyatuan diri dengan Sang Pencipta. Umumnya tarian sufi dilakukan pria Turki secara berkelompok, sebagai ekspresi seorang pencari Tuhan saat bertemu dengan sang kekasih yang maha suci dan ketika merasakan kasih meletup-letup dari dalamnya perasaan dan ditransfer menjadi energi gerak dalam bentuk tari.
Ketika penari melakukan tarian dengan cara berputar, semakin lama putaran semakin cepat dan penari mengalami ekstase. Kalangan sufi memahami keadaan ekstase tersebut sebagai tingkat pencapaian perasaan penyatuan dengan Tuhan. Gerakan tari yang tercipta diyakini bukan dari diri si penari tetapi berasal dari kelembutan jiwa yang berserah diri pada Sang Pencipta.
Saat berputar, Rumi menanggalkan segala emosinya dan segala keduniawiannya, hingga yang dirasakannya hanyalah kerinduan dan kecintaannya pada Tuhan. Mungkin inilah mengapa agama dianggap sebagai dunia imajinasi. Karena meniadakan akal dan indera dalam memahaminya.
inilah sedikit ketikan saya..
mohon maaf jika ada salah kata, karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT..
Rabu, 27 Februari 2013
Niat dan Cara yang Seiring
teringat sebuah hadis:
"innamal a'maalu binniat"
kata abah, semua diniatin jadi ibadah..
seperti makan, minum, bahkan bernafas diniati untuk ibadah..
dan satu lagi yg penting,
apa yg kita niatkan baik, maka harus kita tempuh dg cara yg baik pula..
mgkn bbrpa waktu lalu aku masih ada pemahaman salah..
sesuatu hal apa yg kita niati sbg hal yg baik, namun mungkin cara yg ditempuh tidak baik..
kini aku sadar bahwa jangan menjadi seperti robin hood..
yang membagi-bagikan harta rampokan pada orang-orang miskin..
jadii, sebaiknya
jika kau ingin berbagi, maka berbagilah dengan harta yg baik dan halal..
jika ingin mencuci pakaian, gunakanlah air yg bersih dan mensucikan, bukan air yg keruh..
sperti itu mgkn kira2 analoginya..
maka setelah kini aku tau bagaimana tatacara dengan niat, maka perbaikilah cara yg ditempuh untuk mendukung niat yg baik..
semoga aku mampu jadi pribadi yg lebih baik lagi..
Inferioritas Tinggi
obat mujarab bagi orang yg memiliki sikap Inferioritas yg tinggi ada 2, yakni
#Bersyukur
#Ikhlas
tapi ingat, mempraktekkan kedua kata tersebut tidaklah semudah mengucapkannya
cobalah bersyukur..
bersyukur itu mampu berterimakasih karena mampu menikmati tiap potensi yg dimiliki,
sejak lair manusia dibekali potensi oleh tuhan,
tinggal manusianya yg mau sadar atau tidak buat mengembangkannya
nah..
ketika orang lupa kalo potensi dr tuhan itu luar biasa orang lupa bersyukur
dan ketika orang lupa bersykur dia lupa betapa ber"harga diri"nya
pastikan kalian tau apa yg kalian syukuri dalam hidup kalian, jika perlu uraikan satu-persatu untuk membuat kalian yg inferior ini benar-benar yakin bahwa kalian sadar betapa berharga dan beruntungnya kalian :)
untuk orang yg inferior biasanya juga dipengaruhi oleh pemikiran mereka tntg kejadian di masa lalu yg buruk dan masih teringat hingga saat ini yg membuatnya tidak mampu memaafkan dirinya dan menganggap bahwa dirinyalah yg bersalah dan pantas "dihukum"..
permasalahan inilah yg menjadi latar belakang pentingnya kata ikhlas untuk dipraktekkan..
ikhlaskan masa lalu yg telah terjadi..
terlalu byk memikirkan masa lalu pun tidak akan berguna
intinya harus move on
ikhlaskan saja apa yg sudah dilalui meskipun itu buruk
drpd berkutat dengan masa lalu yg membuat dirimu terpuruk,
memang lebih baik Maafkanlah Dirimu! :)
manusia tak ada yg sempurna, maka akan lebih tepat menjadikan masa lalu sebagai pelajaran berharga agar masa depan mu mampu kmu persiapkan menjadi lebih baik :)
#Bersyukur
#Ikhlas
tapi ingat, mempraktekkan kedua kata tersebut tidaklah semudah mengucapkannya
cobalah bersyukur..
bersyukur itu mampu berterimakasih karena mampu menikmati tiap potensi yg dimiliki,
sejak lair manusia dibekali potensi oleh tuhan,
tinggal manusianya yg mau sadar atau tidak buat mengembangkannya
nah..
ketika orang lupa kalo potensi dr tuhan itu luar biasa orang lupa bersyukur
dan ketika orang lupa bersykur dia lupa betapa ber"harga diri"nya
pastikan kalian tau apa yg kalian syukuri dalam hidup kalian, jika perlu uraikan satu-persatu untuk membuat kalian yg inferior ini benar-benar yakin bahwa kalian sadar betapa berharga dan beruntungnya kalian :)
untuk orang yg inferior biasanya juga dipengaruhi oleh pemikiran mereka tntg kejadian di masa lalu yg buruk dan masih teringat hingga saat ini yg membuatnya tidak mampu memaafkan dirinya dan menganggap bahwa dirinyalah yg bersalah dan pantas "dihukum"..
permasalahan inilah yg menjadi latar belakang pentingnya kata ikhlas untuk dipraktekkan..
ikhlaskan masa lalu yg telah terjadi..
terlalu byk memikirkan masa lalu pun tidak akan berguna
intinya harus move on
ikhlaskan saja apa yg sudah dilalui meskipun itu buruk
drpd berkutat dengan masa lalu yg membuat dirimu terpuruk,
memang lebih baik Maafkanlah Dirimu! :)
manusia tak ada yg sempurna, maka akan lebih tepat menjadikan masa lalu sebagai pelajaran berharga agar masa depan mu mampu kmu persiapkan menjadi lebih baik :)
Diaspora dari sebuah foto
diaspora dari sebuah foto saat kuliah sosiologi budaya
kuliah sosiologi budaya hari ini menampilkan suatu contoh yg mengingatkan ku tntg keinginanku dulu..
sebuah foto wajah seorang perempuan berjilbab yg dinilai sebagai seorang muslimah moderat oleh temen2 sekelas, dan sepertinya bbrapa teman ada yang merasa asing dan tak tau siapa perempuan dalam foto itu..
perempuan yg ada didalam foto itu adalah foto mbak Nurul Izzah Anwar..
sekedar dari sebuah foto yg mulai mengantarku pada ingatan tntg sosok perempuan yg pernah jadi inspirasiku ini, jadi inget kisah2nya, juga kisahku :D hehe
membaca biografinya tntg perjuangannya berpolitik di negeri *tuuuut
ayahnya (ibrahim anwar) dituduh menjadi seorang pedofil yang akhirnya membuat ayahnya masuk ke jeruji besi
banyaknya hal2 yg dianggapnya sebagai ketidak adilan di negaranya membuatnya bangkit untuk melawan penguasa dan menjadi tim oposisi
(ada yg bilang, katanya di negeri *tuuut itu lagi mengalami masa2 yg mirip dgn negara kita saat rezim Suharto)
sebenarnya yg aku kagumi tidak hanya kecerdasannya dalam politik..
tetapi juga karena ia seorang perempuan yang cantik
lihat aja fotonya, meski ekspresinya ga asik bgt ya.. tapi tetep keliatan cantik kan?
juga caranya berjilbabnya yg sederhana itu bikin iri, meski sederhana tapi masih tetep aja keliatan cantik.. hehe
:)
ada lgi yg membuat ku lebih kagum..
sekalipun ia saat ini berada dalam posisi elit di pemerintahan, ia tak melupakan tugasnya sebagai seorang ibu dan seorang istri..
meski pekerjaannya dinilai lebih prestise dibanding pekerjaan suaminya, ia tetaplah seorang istri yg menghormati suaminya..
sekalipun ia disibukkan dengan kegiatan politiknya dan kunjungan2nya keluar negeri, ia tetap mengasihi menyayangi dan merawat anaknya dgn penuh kasih..
:D
aku akui aku dulu hobi bgt ngepoin kehidupannya mbak izzah karena berawal dari sebuah kekaguman dan rasa penasaran.. (ngepo = baca2 biografi dan cerita tntg kehidupannya mbak izzah)
dan karena saking kagum dan terinspirasinya aku sama mbak izzah ini aku pernah nanya sama abah begini,
"bah, menurut abah kalo perempuan terjun di ranah politik itu gimana? boleh ga? soalnya selama ini dikeluarga besar kita yg terjun ke politik itu laki2 semua, mulai dari mbah kakung, pakde hasdi, om pramono anung, juga abah.. dan jika suatu saat aku terjun di politik gimana bah? boleh ga?"
abah jawab, "ya boleh2a aja, bebas kok. menurut abah ga masalah kalo anak perempuan abah ini suatu saat terjun di dunia politik.. yg penting siapin dulu iman, ilmu dan siasah/strateginya.."
aku jadi pengen terjun ke politik untuk melanjutkan "perjuangan" beliau2 yg udah senior ini.. ya meskipun kalo aku lihat dan amati waktu dulu abah masih di sebuah parpol itu kayaknya ribet bgt ya.. perbedaan kepentingan dalam sebuah parpol, ada kecemburuan antar anggota parpol, juga munculnya fitnah2 di dalam perjuangan di politik itu emang butuh mental dan iman yg kuat.. kedengerannya ngeri kan? tapi kayaknya wow gitu.. :D
____________________
tapi karena suatu sebab yg ga bisa aku ceritain disini, aku jadi rada ga suka dgn politik.. aku pura2 amnesia dgn keinginanku dulu untuk terjun di ranah politik..
begitu juga kekagumanku pada mbak izzah yg mulai pudar..
pdhal kalo dirumah tiap ada berita2 yg berbau politik, aku dan abah lgsg sharing dan juga adu argumen.. :D
mungkin ini yg bikin analisis politik ku jadi rada "nakal".. #eh
aku inget dulu sempet bener2 apatis sama politik sampe bikin aku ga mau ambil makul yg berbau politik2 gitu...
tapi kata abah, "klo kamu ga suka dengan suatu hal, maka coba kamu pahami betul2 tntg apa dan bgmn hal yg ga kamu sukai itu, maka kamu tau hal yg menurut mu benar itu seperti apa.. seperti contohnya gini, dulu kamu bilang kalo kuliah S1 aja udah bikin pusing, ya besok kuliah lagi sampe S2, S3.. gitu.."
jadi intinya gini, kalo saat ini aku berfikir aku ga suka politik, yaudah, pelajari tntg politik, habisi semua ilmu yg berhubungan dgn politik, pahami betul politik itu seperti apa
waduh waduh
kenapa tiba2 jadi semangat pengen ambil makul2 berbau politik utk semester 6 ya? :D hehehe
catatan kecil ini hanya sedikit buah karya dari pikiran yg tiba2 terlintas karena melihat foto Nurul Izzah Anwar waktu kuliah sosiologi budaya
#diaspora
Perlunya Berguru
"dadi uwong ojo pinter2, nek pinter ki dibagi2..
nek mikir ojo jero2, oleh mikir, tapi yo ojo dipikir banget2..
nek arep nganalisis ki ono bukune, ojo waton nggawe analisis..
nek arep mentafsirkan ki ojo dewean, tapi bareng2, kan wes ono aturan e..
ngko malah tersesat dewe karo jalan pemikiranmu.."
Dialog di Era Pembribikan
malam ini aku di sms sama salah satu temen riset q..
berawal dari update statusnya yg aneh gitu deeeh, tntg pamaknaan yg dalam.. :D
begini kutipan sms nya..
s (temenku) : ooo iya satu lagi, kalo para cecowo yg sering ngasih perhatian ke perempuan2 dgn sembarangan dgn maksud biar banyak perempuan yg tertarik itu sama nggak sih dgn perempuan genit yg memamerkan kecantikannya ke sembarang laki2?
a (aku) : temenku cowok juga ada yg begitu.. cewek2 digombalin muluu.. hahahaaa.. bikin ilfil mas.. mungkin sama aja mas.. lha mas ilfil ga sama cewek yg hobinya mbribik sana sini?
s: ilfil bgt, apalagi sama cowok yg sukanya mbribik tanpa tujuan yg jelas, cuma main2 dan mengacaukan pertemanan orang lain karena kalimat2 yg bersayap.. gregeten.. hahahaa..
a: kalimat yg bersayap itu maksudnya apa mas?
s: kalimat bersayap itu semacam yg serba nanggung, semacam ngasih harapan palsu gitu, tapi biar ga ketauan kalo itu pepesan kosong jadinya pake kalimat yg nanggung gitu.. sepertinya itu dipake penggombal level tinggi.. meskipun itu caranya sampah banget, pernah sekali aku terlibat dgn orang model begituan, yg pas di KKN taun lalu itu.. dia bilang sama aku kalo hal semacam itu (mbribik, nggombal, ngasih perhatian sama banyak perempuan) adalah hal yg wajar.. wuaduuh, saya kan juga laki2, tapi juga ga segitunya.. jadi bingung deh ini yg ga normal dia apa akunya??
a: huaahahahaa.. joss bgt..
s: oiya, perempuan sepertimu rawan kena mbribikan, ati2 aja
a: gimana cara bedain yg serius dan cuma mbribik??
s: biasanya ketauan di belakang je, pembribik itu biasanya ga meninggalkan bukti yg cukup kuat biar tidak dimintai pertanggung jawaban
meski akhir sms nya gantung, seenggaknya ada
Setiap Wanita itu Cantik
Seorang anak laki-laki bertanya kepada ibunya "Mengapa engkau menangis?""Karena aku seorang wanita," dia berkata kepada anaknya."Aku tidak mengerti," jawab anak laki-laki tersebut. Sang ibu memeluk anaknya dan berkata "Dan kau tidak akan pernah mengerti"Kemudian anak laki-laki tersebut bertanya kepada ayahnya "Mengapa ibu menangis tanpa ada alasan?""Semua wanita menangis tanpa ada alasan," hanya itu yang bisa dikatakan ayahnya....
Anak laki-laki itu tumbuh dan menjadi seorang laki-laki dewasa, dan tetap merasa heran mengapa wanita menangis.Akhirnya dia menelepon Tuhan, dan ketika sudah terhubung, dia bertanya, "Tuhan, mengapa wanita begitu mudah menangis?"Tuhan berkata "Aku menciptakan wanita istimewa. Aku menciptakan baginya bahu yang kuat untuk memikul beban dunia, tapi begitu lembut sehingga dapat memberikan kenyamanan.""Aku memberinya kekuatan untuk melahirkan dan menahan penolakan yang kerap muncul dari anak-anaknya""Aku memberinya keteguhan yang membuatnya dapat tetap bertahan di saat semua orang sudah menyerah, dan tetap memperhatikan keluarganya tanpa mengeluh saat sedang lelah maupun sakit.""Aku memberinya kepekaan untuk mencintai anak-anaknya dalam keadaan apapun, meskipun mereka menyakitinya.""Aku memberinya kekuatan untuk bisa memaklumi kesalahan-kesalahan suaminya, menciptakannya dari tulang rusuk suaminya untuk melindungi hatinya""Aku memberinya kearifan untuk mengetahui bahwa seorang suami yang baik tidak akan pernah menyakiti istrinya, tetapi kadang-kadang menguji kekuatan dan ketetapan hatinya untuk tetap teguh mendampingi suaminya""Dan akhirnya, Aku memberinya air mata untuk dicurahkan. Ini khusus miliknya untuk digunakan kapanpun diperlukan.""Kau lihat: Kecantikan seorang wanita tidak terletak pada pakaian yang dikenakannya, penampilan fisiknya, atau cara dia menyisir rambutnya.""Kecantikan seorang wanita dapat dilihat melalui matanya, karena mata adalah pintu menuju hatinya, tempat dimana cinta bersemayam." ^^
Langganan:
Postingan (Atom)