Kau tahu? makna diatas langit masih ada langit?
Maknanya ialah “di dunia ini tak ada satupun yang sempurna, setiap yang terbaik akan ada yang lebih baik lagi.”
Sama seperti ilmu padi, dimana semakin berisi akan semakin merunduk
Janganlah marah, ketika kamu mendapatkan hujatan, cacian, fitnaan
Walaupun mampu untuk membalasnya
Jangan merasa sombong, dikala kamu diatas orang lain
Jangan pula merasa bangga, sehingga ke "AKU" anmu menenggelamkan sifat kehambaanmu
jika kau tahu diri bahwa sesungguhnya Tuhan itu Maha Tahu
” Tidak diragukan lagi bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang mereka rahasiakan dan apa yang mereka lahirkan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong.” (An-Nahl :23 )
” Tidakkah mereka mengetahui bahwa Allah mengetahui segala yang mereka sembunyikan dan segala yang mereka nyatakan? ”. ( Al-Baqoroh :77 )
Manusia tidak berhak, kapanpun, meski sedikit, untuk meremehkan orang lain. Merasa diri paling hebat. Karena apa yang kita miliki tidak lebih hanya pinjaman, pemberian. Tanpa bantuanNya, kita hanya akan statis tanpa kemajuan. Ketahuilah kawan, semakin banyak kita tahu, akan semakin banyak hal yang tidak kita tahu.
Lihat gambar diatas ini, padi tersebut merupakan padi yang masih hijau dan muda. Masih berdiri tegak. Seakan menggambarkan seseorang yang sombong dengan sedikit isi atau mungkin masih kopong. Bandingkanlah dengan gambar dibawah ini.
Gambar ini merupakan padi yang telah menguning, dimana semakin berisi, akan semakin merunduk. Lihatlah batang padinya yang semakin melengkung kebawah. Seperti seseorang yang berilmu, namun rendah hati.
Kata-kata yang telah ditulis sungguh bukan sesuatu yang sederhana dampaknya, pasti ada sesuatu yang tersimpan sangat istimewa di dalam jiwanya.
Meskipun hidup tak semudah kata-kata tapi sesungguhnya kata-kata itu terlahir dari kehidupan.
Semoga kekuatan yang Allah berikan didalam hidup kita senantiasa terus bertambah. Guna terus melanjutkan langkah-langkah kebaikan kita. Aamiin.
Semoga bermanfaat!
malam ini ditemani suara kodok yang bernyanyi dimana sejak pagi jogja telah ditemani oleh hujan.
Semoga kederasannya menjadi sarana kemakbulan do'a
Naili Isnawati Sayida - Yogyakarta
Jumat, 20 Desember 2013
Selasa, 17 Desember 2013
Simpanlah
Saat ini teknologi telah sangat maju, banyak media sosial yang banyak pula penggunanya, apalagi di Indonesia. Sayangnya banyak yang menggunakan media sosial sebagai tempat curhat dari keluh kesah dan tempat mengadu dari "rahasia-rahasia" kehidupan yang sebenarnya tidak perlu orang lain tahu.
"Ada 3 pusaka kebajikan, yaitu: merahasiakan keluhan, merahasiakan musibah, dan merahasiakan sedekah." (HR. Tabrani)
Sesuai dengan judul tulisan ini, "Simpanlah".
Simpanlah segala keluh kesahmu, segala musibah dan pengaduan mu, rahasiakan sedekah dan perbuatan baik yang telah dilakukan. Itu semua berkaitan dengan rasa sabar, keikhlasan dan kepasrahan kepada Allah SWT.
Pernahkah kamu merasa ingin sekali mencari seseorang yang mampu mendengarkan segala ceritamu saat kamu sedang begitu sedih, sedang marah dengan sesuatu, sedang banyak pikiran, keinginan, atau apapun itu yang membuat mu gelisah. Kemanakah kamu pergi? Bertemulah dengan-Nya di sepertiga malam terakhir, curahkanlah semuanya. Perbanyaklah mengingat-Nya. Dzat yang sangat berhak untuk dicintai, dan sangat tulus mencintai.
Jika kamu sering menulis atau update tentang kebjikan, tentang hal-hal religi, dan tentang Tuhan, berusahalah itu tak hanya ada di tulisan-tulisan mu. Perbaiki diri dan terus berusaha mejadi lebih baik lagi. Belajar untuk bisa lebih konsisten dala mendisiplinkan diri. Namun janganlah menjadi ajang pamer jika kamu sudah melakukan suatu kebajikan. Sekali lagi, simpanlah itu semua hanya untuk mu dan Allah. Bukankah semasa kecil sering kita dengar, jika tangan kanan bersedekah, sembunyikanlah tangan kiri mu.
Semoga tulisan ini bermanfaat, teruslah menjadi pribadi yang lebih baik.
"keep learning, not studying"
Naili Isnawati Sayida - Yogyakarta
Kamis, 05 Desember 2013
Goes to Makassar
Assalamu'alaikum
apa kabar para kawan-kawan sekalian? semoga selalu dikasihi Allah ya :)
sebenernya ini udah kunjungan ku ke Makassar beberapa bulan lalu.
tapi baru aku publish pengalaman ku sekarang.
semoga kita bisa makin mensyukuri segala nikmat yang telah Allah ciptakan.
perjalanan dari Yogyakarta menuju Juanda naik travel bareng Cici, Cece dan Farida
setibanya di Juanda pas banget waktu subuh. Kita langsung nyari mushola dan colokan listrik.
sembari menunggu jam terbang yang masih beberapa jam, akhirnya kita nyari sarapan dulu disini
ini foto yang masih lumayan jelas setelah kita sarapan. lihat niii masih ada yang lebih geje :D
wow, tebak aku yang mana? :D
farida - naili - cece - cici
farida - naili - cece - cici
Alhamdulillah, setelah kenyang, kita ngegabut dulu sambil ngecharge gadget. begitu udah waktunya check-in langsung deh cuuus
sekitar 1 jam lebih, akhirnya kita sampai di Sultan Hasanuddin dan bingung mencari om nya Ulfa. oiya, lupa blm cerita kalo tujuan awal kita ke Makassar adalah menghadiri walimahan temen kita, Ulfa yang asli bugis. :D
Kemana aja nih di Makassar?
ini dia beberapa tempat yang kami kunjungi
Losari
Di pantai ini yg lokasinya deket sama masjid apung,
ini masjid apung nya
namanya masjid amirul mukminin
Jogja kapan ya punya yang begini? hehe
kita juga jalan-jalan ke bantimurung
tapi karna udah kemaleman, akhirnya aku ga nyebur ke air terjunnya.
ini masjid apung nya
namanya masjid amirul mukminin
Jogja kapan ya punya yang begini? hehe
kita juga jalan-jalan ke bantimurung
tapi karna udah kemaleman, akhirnya aku ga nyebur ke air terjunnya.
ini disini juga ada taman kupu-kupunya.
yang ini di masjid al markaz makassar. katanya masjid ini dibangun atas inisiatif seorang jenderal yang waktu itu masjid agung nya makassar sedang di renovasi. awalnya masjid ini hanya dibangun sementara, tapi ternyata sampai saat ini masih sering digunakan dan banyak jamaahnya, apalagi saat hari jumat. bahkan ada pasar tumpahnya.
oiya, waktu di masjid al markaz ini, kami menyempatkan diri untuk mencicipi minuman es khas makassar, seperti pisang ijo, es teler dll.
alhamdulillahnya, saat kita mau bayar, ternyata udah ada mas2 yang ngebayarin es kami. hehe
Di makassai ini, kamu tinggal di rumah warga, tetangganya ulfa, namanya ummi jawariah. kami memanggilnya ummi jawa.
ini keluarganya ummi
yang ini di masjid al markaz makassar. katanya masjid ini dibangun atas inisiatif seorang jenderal yang waktu itu masjid agung nya makassar sedang di renovasi. awalnya masjid ini hanya dibangun sementara, tapi ternyata sampai saat ini masih sering digunakan dan banyak jamaahnya, apalagi saat hari jumat. bahkan ada pasar tumpahnya.
oiya, waktu di masjid al markaz ini, kami menyempatkan diri untuk mencicipi minuman es khas makassar, seperti pisang ijo, es teler dll.
alhamdulillahnya, saat kita mau bayar, ternyata udah ada mas2 yang ngebayarin es kami. hehe
Di makassai ini, kamu tinggal di rumah warga, tetangganya ulfa, namanya ummi jawariah. kami memanggilnya ummi jawa.
ini keluarganya ummi
inilah keluarga "KKN kedua" kami. hehe
foto ini diambil sepulangnya dari acara nikahannya ulfa.
lihat aja, kami masih pake baju adat sulawesi. yakni baju bodo :)
sementara yang bisa aku bagikan ke temen-temen baru ini.
tunggu kelanjutannya ya ^^
semoga kita makin mencitai apa yang Allah ciptakan sehingga manusia bisa menikmatinya,
jangan lupa, manfaatkan secara bijak semua kekayaan alam negara kita,
Wassalamu'alaikum
Naili Isnawati Sayida
foto ini diambil sepulangnya dari acara nikahannya ulfa.
lihat aja, kami masih pake baju adat sulawesi. yakni baju bodo :)
sementara yang bisa aku bagikan ke temen-temen baru ini.
tunggu kelanjutannya ya ^^
semoga kita makin mencitai apa yang Allah ciptakan sehingga manusia bisa menikmatinya,
jangan lupa, manfaatkan secara bijak semua kekayaan alam negara kita,
Wassalamu'alaikum
Naili Isnawati Sayida
Fiqih dan Tasawwuf
Pada tataran wacana, antara fiqih dan tasawwuf terdapat ketegangan laten. Di satu pihak, tasawwuf mengkritisi fiqih yang --setelah tercanggihkan sedemikian kompleks-- cenderung bernuansa teknis dan kering. Di pihak lain, fiqih tak henti-hentinya mewaspadai tasawwuf yang dalam standar elaborasi fiqih dianggap terlalu spekulatif, bahkan kadang dituding"berbahaya bagi orang awam". Sepanjang sejarah, tidak jarang ketegangan itu membuahkan peristiwa-peristiwa radikal. Yang paling dramatis dan tragis diantaranya adalah dihukum matinya Al Hallaj "berdasarkan fatwa para ulama fiqih".
Imam Abu Hamid Al Ghozzali dan Imam Junaid Al Baghdadi berupaya meredakan ketegangan itu dengan formula-formula "jalan tengah", misalnya: "Barangsiapa beramal dengan syari'at tanpa (memperhatikan) haqiqat akan menjadi fasiq, dan barangsiapa beramal dengan haqiqat tanpa (berpegang pada) syari'at alan menjadizindiq (menyeleweng dari agama tanpa menyadarinya)". Tapi ketegangan itu tak pernah sirna. Fiqih dan Tasawwuf laksana sepasang tesa dan antitesa yang terus-menerus berdialektika, bahkan dalam laku sehari-hari para pengampu agama.
Ketika mukim di Mesir, Gus Dur yang sekamar dengan Gus Mus ditamui seorang teman dari Aceh yang sangat fiqih-minded dan kurang respek terhadap tasawwuf --jadi bukan Kiyai Syukri Zarkasi sebagaimana versi populer dari kisah ini, dan mengenai hal ini saya memperoleh konfirmasi langsung dari Gus Dur. Lazimnya adab tuan rumah, Gus Dur menyiapkan minuman untuk disuguhkan. Tapi, dalam keterbatasan, ia tak menemukan lap untuk mengeringkan gelas. Maka ia membuka lemari dan memungut sepotong celana dalam milik Gus Mus yang ia tahu baru dibeli dan belum sempat dipakai. Didepan hidung tamunya, Gus Dur melap gelas dengan celana dalam itu.
Hingga pamitan, si tamu sama sekali tak menyentuh minuman yang disuguhkan, walaupun tuan rumah berkali-kali mempersilahkan. Ia terpaku pada wujud lahiriah celana dalam, tanpa memperhitungkan hakikat kebaruannya.
oleh:
-=Terong gosong=-
http://www.facebook.com/note.php?note_id=173838595985888&comments
Imam Abu Hamid Al Ghozzali dan Imam Junaid Al Baghdadi berupaya meredakan ketegangan itu dengan formula-formula "jalan tengah", misalnya: "Barangsiapa beramal dengan syari'at tanpa (memperhatikan) haqiqat akan menjadi fasiq, dan barangsiapa beramal dengan haqiqat tanpa (berpegang pada) syari'at alan menjadizindiq (menyeleweng dari agama tanpa menyadarinya)". Tapi ketegangan itu tak pernah sirna. Fiqih dan Tasawwuf laksana sepasang tesa dan antitesa yang terus-menerus berdialektika, bahkan dalam laku sehari-hari para pengampu agama.
Ketika mukim di Mesir, Gus Dur yang sekamar dengan Gus Mus ditamui seorang teman dari Aceh yang sangat fiqih-minded dan kurang respek terhadap tasawwuf --jadi bukan Kiyai Syukri Zarkasi sebagaimana versi populer dari kisah ini, dan mengenai hal ini saya memperoleh konfirmasi langsung dari Gus Dur. Lazimnya adab tuan rumah, Gus Dur menyiapkan minuman untuk disuguhkan. Tapi, dalam keterbatasan, ia tak menemukan lap untuk mengeringkan gelas. Maka ia membuka lemari dan memungut sepotong celana dalam milik Gus Mus yang ia tahu baru dibeli dan belum sempat dipakai. Didepan hidung tamunya, Gus Dur melap gelas dengan celana dalam itu.
Hingga pamitan, si tamu sama sekali tak menyentuh minuman yang disuguhkan, walaupun tuan rumah berkali-kali mempersilahkan. Ia terpaku pada wujud lahiriah celana dalam, tanpa memperhitungkan hakikat kebaruannya.
oleh:
-=Terong gosong=-
http://www.facebook.com/note.php?note_id=173838595985888&comments
Langganan:
Postingan (Atom)