Jumat, 04 Juli 2014

BAHAYA DAN DAMPAK BULLYING

Banyaknya kasus bullying (kekerasan pada anak) yang terjadi di sekokah membuat Komnas Perlindungan Anak, prihatin. Komnas Anak mendesak pihak sekolah lebih peduli dan menjaga murid-muridnya."Banyak pihak sekolah tidak peduli kasus bullying ini. Padahal dampaknya bagi anak sangat besar," kata Ketua Komnas Perlindungan Anak, Seto Mulyadi.

Kasus Bullying atau kekerasan di sekolah maupun di lingkungan, sering terjadi dan seringkali muncul kepermukaan namun kurang mendapat perhatian dari pihak sekolah baik kepala sekolah maupun guru guru bahkan orang tua sekalipun. Kejadian bullying dianggap hal biasa dan bisa di selesaikan secara kekeluargaan. Padahal dampak atau trauma yang dialami anak anak korban bullying tidak akan terhenti hanya dengan terselesaikannya masalah tersebut.

Kak Seto mengatakan, korban Bullying biasanya mengalami trauma yang berkepanjangan. Hal itu sangat berdampak bagi kondisi psikologi dan kelangsungan pendidikan anak di masa depan. Ada yang stress hingga mau bunuh diri. Bullying tidak hanya diartikan kekerasan dalam bentuk fisik. Namun juga kekerasan psikis. Bullying bisa terjadi terhadap perempuan maupun laki-laki.

A. APA YANG DIMAKSUD DENGAN BULLYING...???
BULLYING adalah penggunaan kekuasaan atau kekuatan untuk menyakiti seseorang atau sekelompok, sehingga korban merasa tertekan, trauma dan tidak berdaya. Kejadiannya selalunya berulang.

B. BENTUK BULLYING

  1. Secara fisik : mendorong dengan sengaja, memukul, menampar, memalak atau meminta paksa barang yang bukan miliknya (lazim pada anak laki-laki)
  2. Secara verbal : memaki, mengejek, calling names, menggosip (lebih pada anak perempuan)
  3. Secara psikologis : mengintimidasi, mengecilkan, mengabaikan dan mendiskriminasikan.
  4. bahkan yang lebih canggih dengan mengirim ejekan melalui SMS atau MMS di telepon selular atau pun melalui email.


Bullying cenderung terjadi pada anak yang terkesan lemah, berbeda dari yang lain, tidak berdaya untuk membela diri, tidak punya banyak teman.

C. DAMPAK BULLYING :
Akibat bullying ini tidak dapat dikatakan main-main. Ianya mengganggu perkembangan sosial dan emosional anak mulai dari yang ringan, sedang hingga yang serius dan mampu berakibat pada kematian. Yakni:

  1. Prestasi belajar menurun
  2. Phobia sekolah
  3. Gelisah, sulit tidur
  4. Gangguan makan
  5. Menyendiri, mengucilkan diri
  6. Sensitive, lekas marah
  7. Agresif , bersikap kasar pada orang lain (contoh : pada kakak atau adik bahkan orang tua)
  8. Depresi
  9. Hasrat bunuh diri

(Data dari Jepang dinyatakan bahwa 10% korban bullying mencoba bunuh diri)

D. PATUT DIINGAT :

  1. Korban bisa anak laki-laki maupun perempuan. 
  2. Pelaku juga dapat anak laki-laki atau pun perempuan. 
  3. Bullying juga dapat dilakukan oleh orang dewasa, seperti guru/kepala sekolah, guru les, tetangga, oom & tante, bahkan orangtua sendiri...!!!!
  4. Biasanya terjadi di waktu yang tidak ada orang yang melihat/pengawasan/guru; sebelum pelajaran dimulai, jam istirahat, pulang sekolah, di kantin, di WC, di jalan yang sepi, di rumah kosong.
  5. Menganggap bahwa itu hanya kegiatan ‘iseng belaka’ dan ‘kamu akan baik-baik saja’ bukan lah respon atau sikap yang diharapkan korban dari orang dewasa/guru maupun pihak sekolah.
  6. Ancaman untuk bunuh diri dari korban. Jangan pernah anggap remeh dengan ancaman yang satu ini.
  7. Beberapa sekolah di Jakarta bahkan di daerah masih banyak yang menganggap bullying adalah hal yang "jamak". Pastikan pihak sekolah anak-anak kita ‘AWARE’ akan hal ini.


E. APA YANG ORANG TUA DAPAT LAKUKAN :

  1. Selalu amati dan kenali perilaku anak-anak kita sehari-hari.
  2. Bila ternyata anak kita merupakan korban, dengarkan apa yang ingin ia sampaikan (meskipun kesannya ‘sepele’), “aku gak mau sekolah… aku gak suka temanku… temanku jahat ”. 
  3. Pada anak yang lebih kecil biasanya akan mengatakan : “temanku nakal”. 
  4. Kurang lebih ‘cry for help’ mereka adalah seperti itu. 
  5. Jadilah orang tua yang mau mendengarkan, memahami & memberikan perhatian dengan penuh kasih sayang pada anak.
  6. Ajarkan anak untuk berbicara dan terbuka pada orang dewasa di sekolah, misal : guru, wali kelas, guru BP, kepsek. Semuanya dimulai dari rumah dengan selalu membuka komunikasi yang terbuka, sehat & positif serta penuh kasih sayang pada anak.
  7. Untuk tetap berada di kelompok, terutama di waktu yang tidak terawasi guru
  8. Tidak terlalu disarankan to fight back pada pelaku. Tetapi cukup mengatakan : “Hentikan, saya tidak suka dengan perlakuan kamu” dan kemudian tinggalkan si pelaku.
  9. Latih anak bagaimana berperilaku (anticipated coping behavior) jika kejadian berulang.
  10. Ajari anak untuk bersikap asertif pada banyak hal (they’re gonna need it in the future, anyway)
  11. Terkadang mengajak anak untuk berempati pada pelaku (karena kemungkinan si pelaku juga merupakan korban bullying juga) bisa cukup membantu.
  12. Pastikan bahwa “Anak merasa nyaman untuk menjadi dirinya”. Ini yang penting tentunya.
  13. Jangan tunggu lama untuk menyelesaikan masalah atau mencari pertolongan professional jika gejala terlihat mengarah ke serius. Lebih cepat ditangani lebih baik & lebih tepat..!!
  14. Apabila diperlukan/kejadian Bullying ini telah mengarah pada tindak kekerasan yang berakibat fatal seperti mengakibatkan kecacatan atau mengancam nyawa anak, jangan segan segan melaporkan kejadian tersebut pada Pihak Sekolah maupun Pihak Berwajib.


KF/v/berbagai sumber/imoku.multiply.com/journal/detiknews
https://www.facebook.com/notes/koran-fesbuk/bahaya-dampak-bullying/408700614531?comment_id=13167419

STOP BULLYING FOR BETTER FUTURE!!!

DAMPAK BULLYING PADA ANAK / REMAJA

     Komisi Nasional Perlindungan Anak memberi definisi/pengertian terhadap bullying adalah : kekerasan fisik dan psikologis berjangka panjang yang dilakukan seseorang atau kelompok terhadap seseorang yang tidak mampu mempertahankan diri dalam situasi dimana ada hasrat untuk melukai atau menakuti orang atau membuat orang tertekan, trauma / depresi dan tidak berdaya.
Bentuk bullying ada 3 yaitu :
  • Fisik (memukul, menampar, memalak atau meminta paksa yang bukan miliknya, pengeroyokan menjadi eksekutor perintah senior).
  • Verbal (memaki, mengejek, menggosip, membodohkan dan mengkerdilkan).
  • Psikologis (mengintimdasi, mengecilkan, mengabaikan, mendiskriminasikan).

Terdapat berbagai dampak yang ditimbulkan akibat bullying. Dampak yang dialami korban bullying tersebut bukan hanya dampak fisik tapi juga dampak psikis.
     Hasil studi yang dilakukan National Youth Violence Prevention Resource Center Sanders (2003; dalam Anesty, 2009) menunjukkan bahwa bullying dapat membuat remaja merasa cemas dan ketakutan, mempengaruhi konsentrasi belajar di sekolah dan menuntun mereka untuk menghindari sekolah. Bila bullying berlanjut dalam jangka waktu yang lama, dapat mempengaruhi self-esteem siswa, meningkatkan isolasi sosial, memunculkan perilaku menarik diri, menjadikan remaja rentan terhadap stress dan depreasi, serta rasa tidak aman. Dalam kasus yang lebih ekstrim, bullying dapat mengakibatkan remaja berbuat nekat, bahkan bisa membunuh atau melakukan bunuh diri (commited suicide).
     Coloroso (2006) mengemukakan bahayanya jika bullying menimpa korban secara berulang-ulang. Konsekuensi bullying bagi para korban, yaitu korban akan merasa depresi dan marah, Ia marah terhadap dirinya sendiri, terhadap pelaku bullying, terhadap orang-orang di sekitarnya dan terhadap orang dewasa yang tidak dapat atau tidak mau menolongnya. Hal tersebut kemudan mulai mempengaruhi prestasi akademiknya. Berhubung tidak mampu lagi muncul dengan cara-cara yang konstruktif untuk mengontrol hidupnya, ia mungkin akan mundur lebih jauh lagi ke dalam pengasingan.
     Terkait dengan konsekuensi bullying, penelitian Banks (1993, dalam Northwest Regional Educational Laboratory, 2001; dan dalam Anesty, 2009) menunjukkan bahwa perilaku bullying berkontribusi terhadap rendahnya tingkat kehadiran, rendahnya prestasi akademik siswa, rendahnya self-esteem, tingginya depresi, tingginya kenakalan remaja dan kejahatan orang dewasa. Dampak negatif bullying juga tampak pada penurunan skor tes kecerdasan (IQ) dan kemampuan analisis siswa. Berbagai penelitian juga menunjukkan hubungan antara bullying dengan meningkatnya depresi dan agresi.
     Bullying bukanlah aktivitas normal pada anak-anak yang akan berlalu dengan sendirinya seiring mereka dewasa. Perilaku bullying yang tidak ditangani dengan baik pada masa anak-anak justru dapat menyebabkan gangguan perilaku yang lebih serius di masa remaja dan dewasa, seperti: pelecehan seksual, kenakalan remaja, keterlibatan dalam geng kriminal, kekerasan terhadap pacar/teman kencan, pelecehan atau bullying ditempat kerja, kekerasan dalam rumah tangga, pelecehan/kekerasan terhadap anak, kekerasan terhadap orang tua sendiri.
     Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku bullying dapat berdampak terhadap fisik maupun psikis pada korban, Dampak fisik seperti sakit kepala, sakit dada, cedera pada tubuh bahkan dapat sampai menimbulkan kematian. Sedangkan dampak psikis seperti rendah diri, sulit berkonsentrasi sehingga berpengaruh pada penurunan nilai akademik, trauma, sulit bersosialisasi, hingga depresi.


sumber : https://www.facebook.com/achmadridwanhypnotherapy/posts/10151731825433086